Sabtu, 13 Februari 2010

HONDA PHANTOM 200


Harga : Rp 42.000.000 (OTR Jakarta)
Tahun 2009 produk motor Cina masuk ke Indonesia. Pasar motor tipe Touring yang dikuasai produk Cina itu seperti Kaisar, Garuda atou Sanex.
Namun sebelumnya tahun 2003, Kawasaki, ATPM Jepang pernah mencoba meramaikan pasar lewat Eiminator 175. Namun respon Pasar sangat tidak sesuai harapan waktu itu yaitu sekitar Rp 27 juta, hal itu menyebabkan produk Cina yang berkisar antara Rp 12 s/d Rp 15 Jutaan. Kawasaki pun tidak melanjutkan unit Eliminator.
Inilah spesipikasi motor yang hamper mirip dengan Harley Davidson
Ø      START
Phantom tidak memiliki kick starter, untuk menghidupkan mesin murni mengandalkan electric starter. Namun tidak usah di khawatirkan aki cepat abis, Phantom dobekali baterai berkapasitas 10,8 ampere

Ø      SAKLAR LAMPU
Thailand adalah Negara yang menjadi produsen motor ini, menerapkan aturan lalu lintas headlamp on, siang atau malam lampu wajib menyala. Sebabnya  Phantom 200 tidak memiliki saklar lampu, ketika kunci kontak dinyalakan/diletakan pada posisi on, Headlamp akan langsung menyala.
Ø      STEERING & FOOTPEG DAMPER
Honda menanam DAMPER alias peredam berupa karet pada setang dan footpeg. Alhasil putaran mesin yang sampai pada tangan & kaki bias di minimalisasir.
Konsekuensinya yang muncul, setang dan footpeg terasa tidak mantap berada pada dudukannya akibatnya sedikit mengganggu pengendalian.
Ø      INDIKATOR BENSIN & GIGI TRANSMISI
Motor ini tidak dibekali indicator bensin analog. Sebagai gantinya ada lampu indicator yang akan menyala apabila volume bahan bakar tersisa 2,68 liter.
Lampu indicator tersebut terintegrasi pada panel speedometer bersama indicator sein dan gigi netral. Ketidakadaan indicator gigi cukup merepotkan mengingat motor dibekali 6 transmisi speed. Yang acap teerjadi adalah start dari gigi 2 atau melaju kencang dengan gigi 5.
Ø      PERFORMA
Perbandingan langkah mesin PHANTOM sama dengan Honda Tiger, 63,5 mm x 62,2 mm. Begitu juga perbandingan kompresinya yaitu 9,0:1.
Selisih diameter dan langkah yang nyaris sama membuat karakter mesin ini bertenaga di putaran bawah dan menengah. Tak perlu menunggu mesin menjerit untuk melakukan perpindahan gigi. Namun sayangnya takometer absen di Phantom.
Phantom  mudah menggapai kecepatan 100 km/jam. Dari test dengan alat Racelogic buatan Performa Box dengan bobot tester 60 kg, kecepatan itu bias diraih dalam tempu 8,9 detik.
Tapi paling nikmat laukan Phantom dengan kecepatan jelajah di kisaran 60 – 70 km/jam pada posisi gigi 6.
Ø      PENGENDALIAN
Phantom mantap dipacu di trek lurus. Faktor sudut rake yang lebar, wheel base panjang serta bobot kotor yang menyentuh 150 Kg lebih membuatnya stabil meski menjadi tidak terlalu lincah di arus lalu-lintas padat.
Karakter lain yang menjadi ciri pengendalian Phantom adalah munculnya gejala menarik ketika menikung. Analisa kami bisa jadi karakter ini muncul lantaran perbedaan spek tapak ban belakang yang cukup jauh, dimana ban depan mengamit ukuran 90/90-17 sedangkan ban belakang 130/90-15. Namun perlu di ingat bahwa ukuran ban belakang bias jadi masalah saat tiba masanya penggantian sebab minimnya pilihan ban ukuran 15” (inci).




SPESIFIKASI TEKNIS
Tipe Mesin                                      : 4 Langkah, OHC
Volume Mesin                                 : 196,9 cc
Diameter x Langkah                        : 63,5 mm  x   62,2 mm
Kompresi Rasio                               : 9,0 : 1
Tenaga maksimum                           : 17 ps/8.000 rpm
Torsi maksimum                              : 1,63 Nm/6.500 rpm
Transmisi                                        : 1 – N – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
Sistem pengapian                             : CDI – AC, Magneto
Busi                                              : NDX 24FSU9 / NGX DP8EA-9
Dimensi P x L x T (mm)                  : 2.260 x 732 x 1.067
Jarak Sumbu Roda                          : 1.506 mm
Ground clearance                            : 148 mm
Berat Kosong                                  : 153,9 kg
Tipe Rangka                                    : Pola Berlian
Suspensi Depan                               : Teleskopik
Suspensi Belakang                          : Lengan ayun dengan sockbeker ganda
Ban & Rem Depan                   : 99/90 – 17 49 P (Tubeles) – Cakram
Ban & Rem Belakang              : 130/90 – 15 M/C 68P (Tubeles) – Cakram
Kapasitas Tangki Bensin                  : 11,2 Liter
Kapasitas Cadangan Bensin             : 2,68 Liter
Kapasitas Oli Mesin                         : 1,8 Liter pada penggantian periodik
Kelistrikan                                       : 12V – 10,8 Ah
Koupling                                          : Manual, tipe basah & pelat majemuk
Bahan bakar                                     : Bensin tanpa timbale, oktan 91 ke atas

Kamis, 12 November 2009

SEKILAS SEJARAH IKATAN MOTOR INDONESIA


Pada tanggal 27 Maret 1906 didirikan Javasche Motor Club yang berkantor di jalan Bojong 153 – 156, Semarang. Dalam perkembangannya Javasche Motor Club dirubah namanya menjadi Het Koningklije Nederlands Indische Motor Club (KNIMC) yang selanjutnya sejalan dengan tuntutan zaman nama KNIMC.

Berubah lagi menjadi Indonesische Motor Club (IMC) sampai saat penyerahan kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia, dimana IMC turut diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia yang dalam hal ini oleh Departemen Perhubungan.
Sejak IMC diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 nama IMC berubah menjadi Ikatan Motor Indonesia (IMI) , maka telah dimintakan pula pengakuan dan pengesahan dari Badan-Badan Internasional seperti AIT, FIA, FIM dan OTA sedangkan kantor pusat IMI (d/h IMC ) yang selama ini berada di Semarang di pindahkan ke Jakarta yang untuk pertama kali dan sampai dengan tahun 1968 menempati beberapa ruangan dari Kantor Bank Exim Kota (d/h Gedung Factory) setelah tahun 1968 kantor Pusat IMI telah beberapa kali berpindah tempat yang akhirnya sampai saat sekarang menempati bahagian dari ruangan Sayap Kanan – Stadion Tennis, Jalan Pintu - I Senayan.